Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Selasa, 22 Desember 2015

22 Desember.

22 Desember. Semua orang mengucapkan ucapan yang sama; selamat hari ibu, Ibu.

Tepat hari ini, tanggal 22 Desember.
Semua orang sibuk mengucapkan ucapan "selamat hari ibu, i love you" sambil memberikan setangkai bunga mawar. Ah romantis. Sedang aku? Sibuk memikirkan bagaimana caranya agar air matamu tak akan pernah jatuh lagi, Bu.

Semua orang sibuk memberikan kejutan istimewa, berharap sang Ibu akan terharu bahagia. Sedang aku? Sibuk menggores hatimu, memberikan luka disetiap detik yang kau punya, Bu.

Semua orang sibuk memposting foto berdua dengan ibunya, berharap semua orang tau bahwa Ia sangat mencintainya. Sedang aku? Aku tengah sibuk mengusap air mataku sendiri. Karna bagiku, aku tak pantas melakukannya.

Semua orang sibuk melakukan semua pekerjaan rumah yang biasanya dikerjakan Ibunya, membiarkan Ibunya beristirahat walau sehari. Sedang aku? Masih tetap saja berdiam diri seolah hari ini seperti hari biasanya. Aku berusaha tak peduli perayaan hari Ibu yang orang-orang diluar sana rayakan.

Hari ini, tepat tanggal 22 Desember. Seharusnya hari para Ibu untuk beristirahat dan leyeh-leyeh di rumah. Hari yang seharusnya Ibu merasakan bagaimana rasa sayang anak-anaknya.

Tapi maaf, bu. Aku bukan seperti anak-anak di luar sana yang dengan mudah mengucapkan "aku sayang ibu" "Ibu, i love you" atau "selamat hari Ibu" aku hanya seorang anak yang terlalu gengsi mengucapkan semuanya, mengungkapkan rasa bahwa aku memang menyayangimu, Bu.

Bagiku, aku tak pantas 'tuk sekedar mengatakan "aku menyayangimu, bu" karna memang pada kenyataannya aku terlalu banyak menggores hatimu, aku terlalu banyak menjatuhkan air matamu, aku terlalu banyak menyia-nyiakan waktu dan keringatmu. Aku sadar, bahwa sekedar ucapan takkan bisa menggantikan seluruh waktumu yang terbuang untuk membesarkan anak kurangajar sepertiku.

Aku hanya anak yang menyusahkan setiap harimu, terlalu banyak keringat dan air mata yang kau jatuhkan. Tak pantas rasanya ketika aku hanya mengucapkan ucapan fana itu. Karna pada dasarnya, aku terlalu cengeng. Hanya untuk mengatakan 3 kata singkat saja, butuh perjuangan yang besar untuk tidak menangis. Jadi, selama bertahun-tahun kau takkan pernah mendengar ucapan 3 kata singkat itu. Tapi percayalah, Bu. Akupun punya impian seperti anak anak yang lain, aku ingin membuatmu bangga dengan caraku sendiri. Mungkin sekarang, kau akan banyak mengeluarkan bulir air dari matamu. Tapi suatu saat nanti, aku yakin bahwa aku yang dapat menggoreskan senyuman bangga di wajahmu yang semakin menua.

Untuk Ibuku, terima kasih telah membesarkanku sampai sebesar ini. 19 tahun yang lalu, kau berjuang mati-matian untuk mengeluarkanku dari perutmu. Kau mengorbankan nyawamu hanya untuk anak kurangajar sepertiku. Hingga sekarang aku masih tetap menyusahkanmu. Semakin banyak gores keriput diwajahmu, semakin banyak ketakutan yang aku rasa. Aku takut tak sempat membuatmu bangga, aku takut malaikatku pergi sebelum aku menjadi orang yang berguna. Maaf, aku belum berani mengucapkan "selamat hari ibu" tapi percayalah, bu. Aku amat sangat mencintai dan menyayangimu.

Teruntuk, Ibu Kuswati. I love you.

Jumat, 04 Desember 2015

Pencipta Resah.

Hai, kamu. Laki-laki bermata sayu berkilau, bersenyum manis penuh bahagia, berambut panjang sederhana. Ingat aku, tidak? Perempuan yang pernah kau dekati, perempuan yang pernah kau beri harapan, lebih tepatnya harapan palsu ^^

Sebulan yang lalu lebih tepatnya, tak sengaja aku mengenal kau, sebulan yang lalu tak sengaja aku menaruh harapan padamu, sebulan yang lalu tak sengaja aku mengidolakan matamu, senyummu, suaramu, ketawamu, segalamu, aku suka! Aku tak pernah mengerti kenapa awal yang manis selalu akan berujung pahit.
Semua hanya unsur ketidak sengajaan yang telah dirancang oleh Tuhan, mempertemukan dua nafas untuk saling mengenal. Sayangnya, Tuhan hanya punya rencana agar kita cukup mengenal saja, tidak lebih. Dan sayangnya pula, aku yang tidak menuruti rencana Tuhan, aku yang berharap bahwa kita bukan saling mengenal saja, aku berharap lebih. Namun kau? Kau ikut rencana Tuhan, hanya cukup mengenal, berteman, memberi harapan, lalu hilang.

Sekarang, aku ada di ujung rasa paling bisu, aku rindu ketika kau ucap "selamat pagi, sayang" pada pagiku yang dingin, pada hariku yang kelabu. Kau datang dengan hangat, layaknya selimut bulu domba. Kau buatku nyaman, kau buatku betah dalam harapanmu yang sebenarnya kosong. Sadarkah kau? Sepertinya tidak. Bagaimana bisa aku tak pernah menyadari bahwa kau begitu ke setiap perempuan yang kau jumpai. Aku terlalu bodoh! Terlalu hanyut dalam matamu itu, terlalu ringkih untuk mengatakan "sudahlah, kau terlalu brengsek! Jangan dekati aku lagi. Kau bukan siapa-siapa" aku terlalu tolol! Aku bodoh! Aku dungu! Aku lemah! Aku lemah pada tatapmu, aku lemah pada kecupmu!

Aku masih tak mengerti mengapa Tuhan mempertemukan aku dan kau kalau hanya untuk membuatku terluka dan membuatmu risih. Aku tak mengerti mengapa Tuhan membiarkan hatimu beku sedang aku terlalu hangat. Aku tak mengerti mengapa Tuhan mengizinkan hatiku untuk memiliki rasa pada hatimu yang semu.

Kini kau hilang, terbawa arus hujan mungkin. Kau adalah pencipta resahku semenjak sebulan yang lalu. Kau adalah pencipta resahku semenjak pertemuan itu. Namun, kau harus ingat. Ada hati yang kau biarkan patah ketika kau mengejar hati yang akan membuat hatimu patah. Terima kasih telah mengisi pagiku selama satu bulan utuh, terima kasih telah mengecup basah bibirku pada Rabu hujan lalu. Kau adalah laluku yang akan ku lupa pada akhirnya.

Kepada kau, P. Terima kasih banyak.

—Lutfi Kuntari–

Sabtu, 28 November 2015

Teruntuk, Rizky Aditya Algiffari.

Tidak adil rasanya ketika ada seseorang hadir begitu cepat. Iya, takdir tidak dapat diubah. Waktu yang lalu tidak dapan diulang, waktu yang hilang tidak dapat dikembalikan.

Tidak adil rasanya ketika rasa sayang baru muncul ketika Ia hampir saja pergi, dan akan segera pergi. Raganya mungkin tidak akan ada lagi nanti, tidak akan pernah hadir lagi untuk sekedar bersandar.

Tidak adil rasanya ketika baru sadar kalau setiap pertemuan akan diiringi dengan perpisahan. Cepat atau lambat, siap atau tidak, rela atau tidak. Harus terjadi, dan tak dapat ditunda.

Semua terasa begitu tidak adil, terasa begitu cepat, karna terlalu cepat, aku hampir saja tidak rela. Tidak rela untuk melepas, tidak rela ditinggalkan. Bagaimana bisa merasa seperti ini? Sedangkan rasa baru saja muncul, rasa baru saja mulai, rasa baru saja ada di garis start. Bagaimana bisa secepat ini untuk bisa di garis finish?

Rasanya terlalu terikat kencang untuk bisa melepaskan dengan cepat. Tidak mudah rasanya ditinggalkan, mengapa aku baru sadar setelah waktu hanya tersisa sedikit lagi?

Sudahlah, untuk apa disesali? Tidak ada gunanya pun. Bukankah menikmati detik-detik yang tersisa lebih menyenangkan? Banyak pertanyaan "mengapa" di kepalaku. Sesak rasanya, penuh rasanya kepalaku.

Teruntuk, Rizky Aditya Algiffari. Mungkin kepalamu sedang abu-abu sekarang. Bulir air di kelopak matamu sedang mengalir. Cahaya di wajahmu sedang memudar. Tapi sadarlah, ki, suatu saat nanti kepalamu akan berwarna, matamu akan berpijar, wajahmu akan memancarkan cahaya. Pernahkah kau mendengar bahwa pelangi akan muncul setelah hujan badai. Bahkan, R.A. Kartini pun tahu, bahwa "habis gelap, terbitlah terang" kau akan terang, ki. Kau akan bahagia. Aku yakin.

Rabu, 21 Oktober 2015

MEDIA PROFILES

MEDIA PROFILES


NAMA: LUTFI KUNTARI
NPM: 2013140069
MEDIA RELATIONS
KOMUNIKASI KELAS SABTU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


Pengertian Media
Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam ilmu komunikasi, media bisa diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan ala-alat komunikasi. Kalimat media sebenarnya berasal dari bahasa latin yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau pengantar. 

·         DEFINISI MEDIA MENURUT BEBERAPA AHLI

1.      Menurut Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990, mengatakan bahwa media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware).
2.      Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), mengatakan bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.
3.      Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2006 : 119), media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.
4.      Association of Education and Communication Technology (AECT), mengatakan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat, sarana, perantara, dan penghubung untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima. Sedangkan media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi pada diri siswa.

·         Jenis-jenis media massa saat ini secara garis besar dibagi tiga:

  1. Media Cetak (Printed Media): Suratkabar, Tabloid, Majalah.
  2. Media Elektronik (Electronic Media): Radio, Televisi, Film/Video
  3. Media Siber (Cyber Media): Website, Portal Berita, Blog, Media Sosial.

Berikut adalah contoh profile media dari jenis-jenis media:
1.      Media cetak
a.      Koran Kompas
Harian Kompas adalah nama surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Koran Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bagian dariKelompok Kompas Gramedia (KG). Untuk memudahkan akses bagi pembaca di seluruh dunia, Kompas juga terbit dalam bentuk daring bernama KOMPAS.Com yang dikelola oleh PT. Kompas Cyber Media. KOMPAS.Com berisi berita-berita yang diperbarui secara aktual dan juga memiliki sub kanal koran Kompas dalam bentuk digital.
Harian Kompas adalah satu di antara dua (2) koran di Indonesia yang diaudit oleh Audit Bureau of Circulations (ABC). Koran lainnya yang juga diaudit adalah Warta Kota.



v  Sejarah berdirinya KOMPAS
      Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama yang pada waktu itu sudah mengelola majalah Intisariyang terbit tahun 1963. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya.
      Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat.Salah satu alasannya, kata Frans Seda, nama Bentara sesuai dengan selera orang Flores. Majalah Bentara, katanya, juga sangat populer di sana. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba.
      Setelah mengumpulkan tanda bukti 3000 calon pelanggan sebagai syarat izin penerbitan, akhirnya Kompas terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965. Pada mulanya kantor redaksi Kompas masih menumpang di rumah Jakob Oetama, kemudian berpindah menumpang di kantor redaksi Majalah Intisari. Pada terbitan perdananya, Kompas hanya terbit dengan empat (4) halaman dengan iklan yang hanya berjumlah enam (6) buah. Selanjutnya, pada masa-masa awal berdirinya (1965) Koran Kompas terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar.
      Seiring dengan pertumbuhannya, seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas saat ini dibagi menjadi tiga bagian (section), yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, bagian berita olahraga dan iklan baris yang disebut dengan klasika. Harian Kompas diterbitkan oleh PT.Kompas Media Nusantara.

v  Oplah dan Pembaca
Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya malah mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia.
            Berdasarkan hasil survey pembaca tahun 2008, Profil pembaca Koran Kompas mayoritas berasal dari kalangan (Strata Ekonomi dan Sosial) menengah ke atas (SES AB) yang tercermin dari latar belakang pendidikan dan kondisi keuangan.
v  Rate Card Koran Kompas

Display (per mmk)

Hitam-Putih(min 40 mmk): Rp 140.000,00
Berwarna(min 810 mmk)Rp 188.000,00

Advertorial

Hitam-Putih(min 810 mmk): Rp 143.500,00
Berwarna(min 810 mmk):Rp 191.500,00

Prospektus

Hitam-Putih(min 40 mmk): Rp 65.000,00
Berwarna(min 810 mmk): Rp 95.000,00

b.      Koran Sindo

v  Sejarah beridirinya Sindo
      Koran Sindo (sebelumnya Harian Seputar Indonesia) adalah sebuah surat kabar di Indonesia yang terbit perdana pada tanggal hari Rabu, 29 Juni 2005 di Jakarta. Koran Sindo terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Nasional terbit 44 halaman dengan 3 bagian koran. Koran Sindo adalah sebuah koran progresif yang ditujukan bagi segmen yang dinamis. Koran Sindo menampilkan beberapa seksi menarik seperti News, Ekonomi, Bisnis, Sports, Lifestyle and Referensia.
     Saat ini Koran Sindo telah menempati posisi nomor tiga secara nasional dan nomor dua di wilayah Jabodetabek. Selain memberikan yang terlengkap dalam informasi, Koran Sindo juga melaksanakan beberapa kegiatan penting dan strategis seperti acara Malam Rekor Bisnis, Apresiasi CSR, Apresiasi Entrepreneur dan People Of The Year yang merupakan agenda rutin tahunan.
     Koran Sndo sendiri ada di bawah naungan PT. media Nusantara Citra Tbk.
v  Pembaca
Target pembacanya adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, segmentasi usia dari 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 60% dan pembaca wanita sebanyak 40%. Target distribusi Koran Sindo adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah oplah sebesar 336.000 pembaca.
v  Rate Card Sindo
-  Center Spread Halaman Dalam, Minimal 700 mmk, Edisi Nasional, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 150.000/mmk
- Display (warna) Halaman 1, Minimal 810 mmk, Edisi Daerah, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 65.000/mmk
- Display (warna) Halaman 2, Minimal 810 mmk, Edisi Daerah, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 55.000/mmk
-Display (warna) Halaman 3, Minimal 810 mmk, Edisi Daerah, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 45.000/mmk
- Display (warna) Halaman 3, Minimal 810 mmk, Edisi Nasional, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 165.000/mmk
-Display (warna) Halaman 5, Minimal 810 mmk, Edisi Nasional, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 158.000/mmk
-Display (warna), Halaman 1, Edisi Nasional Maksimal 700 mmk, Ukuran 40 mmk s.d. 700 mmk, tarif Rp. 218.000/mmk
-  Display halaman dalam (hitam putih) Edisi Daerah, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 30.000/mmk
-  Display halaman dalam (hitam putih) Edisi Nasional, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 92.000/mmk
-  Display halaman dalam (hitam putih) Edisi Daerah, minimal 810 mmk, Ukuran 2521 mmk s.d. 3780 mmk, tarif Rp. 40.000/mmk
- Display halaman dalam (hitam putih) Edisi Nasional, minimal 810 mmk, Ukuran 810 mmk s.d. 1260 mmk, tarif Rp. 138.000/mmk
-  Iklan Advertorial (hitam putih), (Materi dari Client) Min 1890 mmk, Edisi Daerah, Ukuran 1890 mmk s.d. 2520 mmk, tarif Rp. 34.000/mmk
-  Iklan Advertorial (hitam putih), (Materi dari Client) Minimal 1890 mmk, Edisi Nasional, Ukuran 1890 mmk s.d. 2520 mmk, tarif Rp. 96.000/mmk
-  Iklan Advertorial (warna), (Materi dari Client) Minimal 1890 mmk, Edisi Daerah, Ukuran 1890 mmk s.d. 2520 mmk, tarif Rp. 44.000/mmk
-  Iklan Advertorial (warna), (Materi dari Client) Minimal 1890 mmk, Edisi Nasional, Ukuran 1890 mmk s.d. 2520 mmk, tarif Rp. 142.000/mmk
-  Island Ad Halaman Dalam, Edisi Nasional Minimal 810 mmk, Ukuran 810 mmk s.d. 1260 mmk, tarif Rp. 156.000/mmk
-  Lap. Keuangan/Neraca/Prospektus/RUPS (warna), Edisi Nasional, Ukuran 810 mmk s.d. 1260 mmk, tarif Rp. 26.000/mmk
-  Lap. Keuangan/Neraca/Prospektus / RUPS (warna),Edisi Daerah, Ukuran 40 mmk s.d. 1260 mmk, tarif Rp. 20.000/mmk

2.      Media Elektronik
a.      Televisi
·         TvOne
     tvOne (sebelumnya bernama Lativi) adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia. Berawal dari penggunaan nama Lativi, stasiun televisi ini didirikan pada tanggal 30 Juli 2002 oleh Abdul Latief dan dimiliki oleh ALatief Corporation. Pada saat itu, konseppenyusunan acaranya adalah banyak menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan beberapa hiburan ringan lainnya. Sejak tahun 2006, sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Grup Bakrie yang juga memiliki stasiun televisi antv.
     Pada tanggal 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi tvOne, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. Abdul Latief tidak lagi berada dalam kepemilikan saham tvOne. Komposisi kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media Asia Tbk sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan Promise ResultLtd 10%. Direktur Utama tvOne saat ini adalah Ardiansyah Bakrie.
     Target penonton TvOne yaitu eksekutif muda, pembisnis, dan orang tua



Jam tayang
Biaya per 30 detik
00.00-05.00
5 – 7 Juta
05.00-08.00
7 – 9 Juta
08.00-12.00
6 – 8 Juta
12.00-13.00
7 – 9 Juta
13.00-17.00
6 – 8 Juta
17.00-21.00
12 – 14 Juta
21.00-00.00
7 – 9 Juta
Biaya iklan Tvone









·         SCTV
     SCTV adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Awalnya SCTV yang kepanjangan dari Surabaya Centra Televisi pertama mengudara pada 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur. Siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. Sejak itu singkatan SCTV berubah menjadi Surya Citra Televisi.
     Pada 1993, SCTV mulai melakukan siaran nasional untuk seluruh Indonesia dengan SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV. Kemudian kantor SCTV yang awalnya di Surabaya, ikut pindah ke Jakarta untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Surabaya pada Juni 2003.
     SCTV menjadi salah satu stasiun televisi favorit pemirsa karena suguhan acaranya yang beragam. SCTV mempunyai divisi pemberitaan seperti  Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. Serta tayangan drama, FTV serta variety show yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini. Saat ini, melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi "Satu Untuk Semua".

     SCTV terus mengembangkan potensi multimedia dengan meluncurkan situs http://www.liputan6.com, http://www.liputanbola.com agar masyarakat di seluruh dunia bisa bersentuhan dengan SCTV. Untuk ke depannya, stasiun televisi ini ingin mengembangkan potensi usaha sampai mancanegara serta membaharui konsep siaran sesuai dengan industri media baru.
     Target penonton SCTV adalah remaja usia 12-18 tahun (khususnya perempuan muda) dan orang uta (kebanyakan ibu-ibu rumah tangga yang menyukai sinetron)
b.      Radio
·      Prambors
            Pada mulanya Prambors merupakan siaran radio yang dirintis sekelompok anak muda yang berasal dari satu lokasi yang berdekatan di Jakarta Pusat (Jalan Prambanan, Jalan Mendut, Jalan Borobudur, dan Sekitarnya) yang hanya dapat didengarkan di sebuah daerah di Jakarta dan sekitarnya. Beberapa anggota Prambors — Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta Tri Tunggal — merasa perlu mendukung Prambors dengan mendirikan sebuah pemancar radio. Mereka merakit transmitter sederhana dan segala macam alat pendukungnya di rumah Bambang Wahyudi. Pada waktu itu turn table dipakai oleh mereka untuk memutar lagu dari piringan hitam.
            Pada tahun 1970, melalui PP No. 55 tahun 1970, pemerintah Indonesia mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya diubah menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service. Pada era 1980-an, akta tersebut diubah menjadi PT Radio Prambors. Perlahan-lahan, Prambors memiliki komunitas pendengar yang didominasi anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors semakin mantap di jalur anak muda. Produk Prambors makin beragam, mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses.
            Di era 1980-an, Prambors mulai berbenah karena di era ini persaingan dengan stasiun radio lain mulai terasa. Salah satu usaha mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui permainan. Kuis yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang cukup sensasional pada masa itu, misalnya mobil. Selain kuis, di era 1990-an mulai muncul acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh pembenahan kualitas audionya dengan pindah dari jalur AM 666 KHz ke jalur FM 102,3 pada tahun 1997.
            Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 frekuensi Prambors diubah dari FM 102,3 menjadi FM 102,2. Hingga saat ini, Prambors sudah hadir di 8 kota di Indonesia, yaitu di Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makassar 105.1 FM. Kawula Muda menjadi sapaan untuk pendengar Prambors pada umumnya.

Rate Card Prambors
Spot Iklan Lepas/Promo (60”); Prime Time Rp. 145.000,-Regular Time Rp. 145.000,-
2. Ad libs (60”) hanya 1x/jam ; Prime Time Rp. 165.000,-Regular Time Rp. 165.000,-
3. Talk Show (60 menit) ; Prime Time Rp. 2.500.000,-Regular Time Rp.2.500.000,-
4. Insert/Quiz (3 menit) ; Prime Time Rp. 450.000,-Regular Time Rp 450.000,-

Prime Time : Setiap Hari Jam 06.00-10.00 dan 16.00-20.00
Jam 08.00-12.00 dan 16.00-20.00 untuk weekend

Regular Time : Setiap Hari Jam 05.00-06.00; 10.00-16.00 dan 20.00-24.00
Jam 6.00-08.00,12.00-16.00, dan 20:00-24:00 untuk weekend.

3.      Media Online
·         Detikcom
detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita dan artikel daring di Indonesia. detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, detikcom menjadi bagian dari PT Trans Corporation, salah satu anak perusahaan CT Corp.
Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corp.[1] Chairul Tanjung, pemilik CT Corp membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corp — sebagai perpanjangan tangan CT Corp di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung.[2].
Sebelum diakuisisi oleh CT Corp, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%.
Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik.com menempati posisi ke empat tertinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia.




·         Okezone.com
Okezone.com merupakan portal online berita dan hiburan yang berfokus pada pembaca Indonesia baik yang berada di tanah air maupun yang tinggal di luar negeri.
Okezone.com memiliki beragam konten dari berita umum, politik, peristiwa, internasional, ekonomi, lifestyle, selebriti, sports, bola, auto, teknologi, dan lainya.

Okezone.com resmi diluncurkan (Commercial Launch) sebagai portal berita pada 1 Maret 2007) dan merupakan cikal-bakal bisnis online pertama milik PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), sebuah perusahan media terintegrasi yang terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara. MNC juga memiliki dan mengelola bisnis media TV (RCTI, MNC TV, Global TV), media cetak (Koran Seputar Indonesia, Tabloid Genie, Tabloid Mom & Kiddie, majalah HighEnd, dan Trust), media radio (SINDO, Trijaya FM, ARH Global, Radio Dangdut Indonesia, V Radio), serta sejumlah bisnis media lainnya (mobile VAS, Manajemen artis, rumah produksi film, agen iklan, dll). Sampai dengan bulan Oktober 2008, Okezone.com mendapatkan peringkat ke 24 dari Top 100 website terpopuler di Indonesia (Sumber: Alexa.com), peringkat ini terus naik yang disebabkan semakin banyak pengunjung situs yang mengakses Okezone.com setiap harinya. Selain itu, jumlah pengguna internet yang mencapai 25 juta (Sumber: data APJII per 2005) diperkirakan untuk terus tumbuh dengan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
RATE CARD OKEZONECOM