Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Senin, 08 September 2014

Kita, bahagia istimewa.

Kita; dua pasang manusia yang berharap mendapat bahagia yang istimewa.

Aku dan kamu bisa dikatakan kita yang bahagia, bahagia yang dirasa cukup untuk sekedar membuat tersenyum. Memiliki arti yang sederhana, namun bermakna ganda, dapat tertawa dapat menangis. Kita, sepasang manusia yang merindukan bagaimana rasanya pertemuan yang dapat memancing suasana yang tak dapat di ungkapkan.

Kamu, salah satu alasan mengapa aku dapat menulis tulisan ini. Kamu, yang memberiku kepastian bagaimana kita dapat menjadi kita sampai sekarang. Kita yang sederhana, mendapat bahagia yang berlebih dengan kesedihan yang seadanya. Bagaimana kita sebagai sebuah pasang manusia dapat selalu merasa bahagia? Sedangkan kita selalu merasa tak cukup satu sama lain.

Bahagia yang istimewa; bahagia yang aku dan kamu dapat rasakan saat ini, besok dan seterusnya. Bahagia yang menuntun kita menjadi kita yang seutuhnya, menjadi kita yang tidak lagi merasa cukup dengan sedikit senyuman dan goresan tawa di bibir masing masing. Aku merindukanmu, selayaknya aku meridukan manisnya rasa gula yang dicampur jamu pahit. Iya, walaupun terasa pahit untuk merindui kamu, namun masih ada sedikit rasa manis yang membuatku ketagihan untuk merindui kamu.

Aku mencintaimu, kasih. Meskipun hanya sekedar melihat senyummu di hadapan mataku. Merindui kamu meskipun hanya merasakan genggaman tanganmu. Suatu saat nanti, rindu itu akan pecah dan menjadi bahagia yang istimewa.